Pendidikan Resolusi Konflik Melalui Metode Drama dan Analisis Film


Konflik adalah suatu hal alami yang terjadi di sebuah masyarakat.
Apabila dibarengi dengan keterampilan tertentu, maka konflik ini dapat dikelola dengan baik. Adalah pendidikan resolusi konflik yang dapat menjadi salah satu modal penting untuk membina sumber daya insan yang memiliki keterampilan mengelola konflik dengan demokratis dan bertanggung jawab. Lembaga pendidikan yaitu sekolah dapat menjadi garda terdepan dalam penyelenggaraan pendidikan resolusi konflik.
Beberapa waktu silam kita sempat dikejutkan dengan kasus pembunuhan oleh para remaja dalam berbagai modus, seperti tawuran, dan pembunuhan berencana. Pemberitaan kabar tak sedap ini kerap kali mencuat ke permukaan. Selaku masyarakat yang beradab tentu saja hal ini sangat mengkhawatirkan pasalnya perbuatan keji ini dilakukan oleh para remaja dan sebagian besar berstatus pelajar. Peristiwa yang terjadi hari ini dengan pelajar adalah cerminan tempat mereka menimba ilmu.
Jenuh, monoton, dan tidak menarik itulah citra yang melekat di kalangan pendidik kita sehingga menyebabkan kondisi pembelajaran di kelas terasa tidak asyik. Jangankan membawa komponen baru dalam mata pelajaran, komponen – komponen lamapun masih saja menemui hambatan berarti. Disinilah tugas para akademisi dan seluruh elemen pendidik untuk mencari solusi bagaimana kita mengintegrasikan pendidikan resolusi konflik dengan nuansa baru yang tidak menjenuhkan.
Metode drama dan menonton film merupakan salah satu upaya yang dapat kita gunakan dalam menyelenggarakan pendidikan resolusi konflik. Dengan begitu peserta didik dapat belajar pendidikan resolusi konflik dalam tataran konsep dan praktek sekaligus tanpa menghilangkan hak – hak peserta didik untuk  berekspresi dan berkreatifitas. Tentu saja dengan materi – materi yang disesuaikan dengan tingkatanya.

Learning to do dan learning to be dua hal tersebutlah yang dapat menjadi pondasi mengapa pendidikan resolusi konflik ditempuh melalui metode drama, permainan peran dan alur cerita yang syarat konten – konten resolusi konflik diharapkan peserta didik dapat memiliki kemampuan orientasi, persepsi, emosi, komunikasi, berpikir kreatif dan kritis dengan ditunjang metode menonton film untuk melatih berpikir kritis peserta didik atas masalah yang diamatinya dari film tersebut melalui diskusi pasca penayangan film.
Tak ada gading yang tak retak istilah tersebut juga melekat dalam pendidikan resolusi konflik melalui metode drama dan menonton. Kelebihan yang didapatkan, yaitu memberikan suasana baru dalam pembelajaran, memberikan kesempatan peserta didik untuk mengekspresikan dan berkreatifitas diri, mengasah kecakapan analitis dari pengamatan film, mengembangkan pelatihan kemampuan dasar pendidikan resolusi konflik melalui praktik langsung dalam drama, meningkatkan kerjasama dan ikatan emosional antarsesama peserta didik maupun pendidik dan peserta didik .
Kendati begitu banyak kelebihan yang ditawarkan metode ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya, memerlukan biaya yang cukup mahal, alokasi waktu lama karena memang membutuhkan waktu lama untuk mengorganisir peserta didik serta pembuatan naskah drama dan pemilihan konten film, meskipun   hal ini dapat disiasati dengan mencarinya di internet sangat tak diindahkan apabila tidak ada kroscek terlebih dahulu oleh pendidik, salah – salah naskah dan konten film yang disajikan memuat kekeliruan sehingga esensi dari pembelajaran pendidikan resolusi konflik tidak tersampaikan.

Untuk mengurangi kelemahan yang ada perlu usaha gigih dari para pendidik untuk mengarahkan, mengawasi dan membina peserta didik serta  menyampaikan esensi dibalik drama dan film yang telah disajikan dalam pembelajaran yang disesuaikan dengan konsep – konsep dasar pendidikan resolusi konflik yang harus dimiliki oleh peserta didik.       

*By Manusia Abad-45
Ilustrasi : http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/06/13405131542105352759.jpg

Tags:

Share:

0 komentar