Anti Mainstream Manifestasi Manusia Itu Unik
Sejenak butuh direnungkan dari mana asal makanan yang memberikan energi untuk beraktivitas
setiap hari, pakaian dan kotsan yang berguna sebagai pelindung, bergaya, serta tempat istirahat tatkala tubuh sedang lelah, bahkan laptop yang senantiasa membantu mempermudah kinerja dan mengakses informasi. Pada konteks tertentu hal – hal tersebut adalah manifestasi bahwa manusia adalah makhluk sosial, pasalnya apabila dijabarkan hal – hal tersebut merupakan hasil usaha bersama. Itulah manusia yang memiliki gregariousness,
yaitu naluri untuk memenuhi kebutuhan (Ruhimat, 2007 : 58).
setiap hari, pakaian dan kotsan yang berguna sebagai pelindung, bergaya, serta tempat istirahat tatkala tubuh sedang lelah, bahkan laptop yang senantiasa membantu mempermudah kinerja dan mengakses informasi. Pada konteks tertentu hal – hal tersebut adalah manifestasi bahwa manusia adalah makhluk sosial, pasalnya apabila dijabarkan hal – hal tersebut merupakan hasil usaha bersama. Itulah manusia yang memiliki gregariousness,
yaitu naluri untuk memenuhi kebutuhan (Ruhimat, 2007 : 58).
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka manusia itu perlu bergaul, karena memang seperti yang diungkapkan oleh Aristoteles dalam Semma (2008 : 2) manusia sebagai Zoon Politicon pada dasarnya manusia adalah makhluk yang tidak pernah bisa lepas dari masyarakatnya. Nah, dalam pergaulan jugalah timbul berbagai masalah. Contoh kecil, seperti perbedaan persepsi yang berujung konflik, padahal perbedaan itu lumrah karena setiap manusia memiliki cara berpikirnya sendiri. Namun perlu diingat juga pernyataan dari Aristoteles dalam Suseno (1997 : 36) bahwa tujuan setiap orang dan seluruh komunitas itu sama, yaitu eudaimonia atau kebahagian.
Manusia yang bertempat tinggal di pegunungan ingin mengenal gemuruh ombak di pantai, sedangkan mereka yang di pantai ingin merasakan sejuknya pegunungan. Ilustrasi tersebut menunjukan perbedaan keinginan yang tentunya berimplikasi pada perbedaan cara seseorang untuk memperoleh kebahagian. Persoalan kehidupan manusia untuk memperoleh kebahagian dengan caranya sendiri adalah terlalu khawatir dengan persepsi orang lain, inilah yang membuat hidup seseorang jadi mandek “ah takut dijauhi teman, apa kata orang nanti ?” kalimat itu segera lemparkan ke tong sampah apabila menjadi belenggu untuk mengaktualisasikan diri.
Pada beberapa orang mungkin akan menempuh cara anti mainstream atau sesuatu yang tidak biasa untuk memperoleh kebahagaianya, kendati dalam konstelasi kehidupan di masyarakat adanya persepsi tentang sesuatu yang tidak biasa akan bermunculan. Tenang saja ! itu hanya efek halo, yaitu persepsi sementara dari orang – orang di sekeliling yang menilai dari luar karena mereka belum terbiasa. Persepsi tersebut wajar adanya hal ini pernah terjadi pada penelitian etnometodologi yang dilakukan oleh Harold Garfinkel. Ia menyuruh mahasiswanya untuk bersikap seperti anak kotsan selama 15 menit di rumahnya sendiri, sontak orang – orang di rumah menganggap mahasiswa tersebut aneh karena ia tidak bersikap seperti biasanya. Dapatlah ditarik benang merahnya bahwa ini soal habituasi semata.
Hitam, putih, tinggi, pendek, gemuk, kurus, kaya, miskin bukanlah sebuah masalah untuk menjadi diri sendiri dan memperoleh kebahagian dengan cara yang berbeda, karena berbeda dan bahagia adalah hak selama itu perbuatan yang positif. Jangan terlalu khawatir soal persepsi orang lain yang justru memenjarakan diri di zona aman dan menjauhkan dari zona kesuksesan, karena bagaimanapun usaha anti mainstream ini adalah manifestasi bahwa manusia itu unik dan memiliki konsep diri masing – masing, yaitu sekumpulan keyakinan dan perasaan seseorang mengenai dirinya, Deaux dalam Sarwono (2014 : 53). Keyakinan seseorang mengenai dirinya bisa berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan, penampilan fisik, dan lain sebagainya. Maka dari itu mari tumbuhkan rasa percaya diri kendati berbeda cara tapi ingat tujuannya sama, yaitu kebahagian yang hakiki.
Daftar Pustaka:
Sarwono, Sarlito W. 2014.Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika
Semma, Mansyur. 2008. Negara dan Korupsi : Pemikiran Mochtar Lubis atas
Negara, Manusia Indonesia, dan Perilaku Politik. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia.
Negara, Manusia Indonesia, dan Perilaku Politik. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia.
Supriatna, Nana., Ruhimat, Mamat., Kosim. 2007. IPS Terpadu (Sosiologi
Geografi, Ekonomi, Sejarah. Jakarta : PT Grafindo Media Pratama
Geografi, Ekonomi, Sejarah. Jakarta : PT Grafindo Media Pratama
Susenno, Franz Magnis.1997. 13 Tokoh Etika, Sejak Zaman Yunani Sampai Abad
ke-19. Jakarta : Kanisius
Sumber Gambar : https://blog.kitabisa.com/wp-content/uploads/2015/03/out-of-the-box.jpg
ke-19. Jakarta : Kanisius
Sumber Gambar : https://blog.kitabisa.com/wp-content/uploads/2015/03/out-of-the-box.jpg
Tags:
Blog
0 komentar